Derita Sekretaris Selada Segar

Sekretaris, sebenernya banyak juga kan dari kita yang meng-underestimate peran sekretaris..
Biasanya kita cuma nganggep sekretaris itu juru catet mencatet doang,
ya emang sih..
Tapi ternyata kegiatan tulis menulis bisa jadi siksaan batin yang amat berat..

*backsound piano diputer,persis acara curhat di radio*

semua ini bermula pas secara sepihak dan sa' penak'e aku dicalonin jadi calon ketua kelas pas ada pembentukan pengurus kelas..

Hasilnya, dengan mulus dan gemilang aku meraih peringkat 3 dari 3 kandidat yang ada..
Tapi ternyata kalah hanyalah awal dari suatu penderitaan..
Aku ditunjuk jadi Sekretaris (literally),dan dibawah kondisi shock cuma bisa plonga-plongo pasrah di hadapan Bu Dinar..

Oke,jadi sejak hari itu resmi sudah aku menyandang titel Sekretaris Selada Segar..
Agak wagu juga sih,coz di seantero Teratai Merah aku satu dari sedikit sekretaris berkelamin pria

Kerjaannya cukup menarik,aku disuruh mendata siapa aja yang ga masuk pada jam pelajaran tertentu..
Simpel sih,tapi mengingat aku menangani Selada yang tingkat ke-mlethasan anaknya tinggi, jadinya kerjaan sesimpel ini bisa jadi bingungin..
Mana belum hapal anak-anaknya lagi..

Ga cuma itu aja, kadang-kadang sekretaris juga disuruh nyatet bahan pelajaran di papan tulis..
Layaknya sekretaris di era 80-an,rupanya di jaman IT dimana keajaiban teknologi bernama "Mesin Fotokopi" udah merambah pelosok desa pun, kegiatan bar-bar tersebut masih berlangsung

*backsound piano masih berbunyi*

jadi,siang tadi Selada Segar menghabiskan jam terakhir bersama ibu Ninik yang hari ini lehernya terbalut slayer pink..
Rupanya udah seminggu si ibu sakit!
Makannya Bu,segera minum combantrine pagi dan sore (<< ga nyambung)

anyway,rencana indahku sih sebenernya pingin menghabiskan dua jam di belakang kelas sambil FB-an dan menanti denting indah bel yang membebaskan para siswa menuju weekend yang didamba..
Namun Tuhan berkehendak lain..

Bu Ninik mendadak mengacungkan buku kimia sambil mengisyaratkan biar salah satu nyatet di papan tulis..
Dan satu kelas langsung menatapku dengan tatapan aneh..
Oh,aku tidak bisa mengelak..

Ternyata si ibu minta ditulisin beberapa baris soal yang aku ga dong isinya apa,
ya udah deh aku manut aja,
baru nulis beberapa baris, eh ada yang protes..

"Dit,kurang gede"

geez,padahal aku ngerasa tulisanku masih kebaca kok,walopun mikroskopis..
Tapi demi kepentingan umum,aku turutin dah tuntutan memperbesar font

rampung nulis beberapa baris yang dipenuhi kata 'Kalorimeter',
aku berbalik dengan riang gembira dan hati senang menuju kursiku dibelakang..
Baru sebentar meraih kenikmatan menaruh pantat, ternyata si ibu manggil lagi..

"yang ini juga mas"

Bujubuset, si ibu minta aku nulis satu halaman penuh soal dan pembahasan mengenai perusahaan makanan fiktif dan proyek biskuit manisnya..
"Bu, fotokopian tutup bu?", teriakku dalam hati..
Tapi sebagai sekretaris yang patuh akhirnya aku nurut aja dan mulai nulis di depan..

Kacrutnya, aku harus nulis di papan ijo kasar dan keras karena papan putih yang mulus,licin,dan cantik udah penuh tulisanku tadi..
Jadi berbekal sebatang kapur,aku mulai merambah bidang hijau laknat yang permukaannya udah bopeng-bopeng ga karuan

dan ternyata nulis pake kapur adalah olahraga tangan yang lebih mantap dibanding pingpong!
Cepet bikin keju,coz nulisnya kudu penuh tenaga dan penghayatan
otherwise kapurnya ga akan nempel..
Belum lagi suara decit-decit yang menimbulkan sensasi di telinga para pendengar..

Rasanya lamaaa banget aku nulis di depan,
sampe tangan keju dan dahi keringatan..
Pas selesai nulis,udah setengah jam sendiri tuh..

Ngek, pengalaman siang ini memberi beberapa pesan moral wahai kawanku,
1.Sekretaris bukan pekerjaan yang sepele
sekretaris juga butuh ketahanan fisik dan mental yang oke
2. Whiteboard dan OHP adalah berkah Tuhan bagi dunia pendidikan,
tanpanya kita semua masih berkutat ama papan ijo/item yang susah ditulisi
3. Walopun gitu, Fotokopi tetep anugerahNya yang lebih indah dibanding OHP sekalipun

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Mengenai Saya

Remaja biasa-biasa aja yang memandang dunia dalam perspektif hiperbolis

Pengikut

Yang Mampir-Mampir Kesini Ada...